He (His Dad) Ask Her (Dad)
Matahari sudah pulang ke barat, ruangan 3x7 m2 itupun mulai sesak..
perut saya mules ga karuan. bukan cuma karena ngerasa make up ketebelan,
tapi juga takut acaranya berantakan.
saya sembunyi di ruangan tivi, jaga-jaga kalau dipanggil bisa langsung menampakan diri.
Adatnya, saya tak boleh keluar sebelum dipanggil papah..
jadi dari balik tembok hanya bisa dengar suara sayup sayup basah. (apadeh?)
"Jadi ada gerangan apa bapak dan keluarga datang kesini?" tanya Atok Ibal (orang yang dituakan dikeluarga besar saya)
"saya ingin meminang anak Bapak (refer to my dad), Thari. Untuk anak saya Tubagus Arie Ramdhani"
Mendengar kalimat itu jantung saya berpacu. Saya lantas menunduk, menyembunyikan rona merah yang tertutup alas bedak tebal. saya lalu dipanggil, rasanya masih tak percaya ini acara diperuntukan untuk saya..
"betul tak ini Thari nya? Takut salah pula" Atok saya bertanya penuh canda. saya ikut terkikih, antara lucu dan malu.
"Betul.." jawab Bapaknya Kang Ibing.
Singkat cerita, mamahnya Kang Ibing masangin cincin ini ke jari saya. sebagai tanda saya menerima pinangannya dan resmi di khitbah. Alhamdulillah...
Penentuan Tanggal
Perdebatannya panjang, saya dan kang ibing kekeuh pengen agustus, merasa waktu persiapannya pas, dan juga tak terlalu lama menahan rindu (ini agak mengada-ada tapi nyata hehehehe). tapi sesepuh sesepuh ini punya pendapat lain. tadinya saya dan kang ibing tak gentar, tetap pada kputusan kami bulan agustus.
Dihari terakhir saat mereka akan pulang, kami berkumpul di pekarangan, kami ditanya lagi tentang tanggal yang kami inginkan dengan berbagai macam pertimbangan. Ibu (ibu angkat saya) bilang "apa tak dipertimbangkan saran Ndah (nenek saya) yang bulan oktober?"
Mamah kang ibing yang tak pernah menyuarakan pendapatnya, tiba-tiba saja menunjukan keinginan sama, untuk bulan oktober. Alasannya, supaya Amie (adik perempuan Kang Ibing satu-satunya) sudah melahirkan dan bisa ikut.
Saya diam. Kang Ibing juga. Saya langsung menatap Kang Ibing. Melihat betapa berpengaruhnya suara itu. Lantas saya menawarkan hal yang sama "Mau Oktober aja?"
Walaupun sebenarnya berat mengundur dua bulan. mengingat keinginan kami sudah ditahan dari tahun 2013, lalu april 2014, sekarang harus lagi mengesampingkan Agustus 2014.
Tapi saya Lillahi ta'ala.. Bismillah saja. yang penting direstui.
dia tak menjawab sampai kami dibandara. lalu saya tanya lagi "jadi? Kapan?"
"11 Oktober, 16 Zulhijjah kaya kata kamu." jawabnya mantap. saya tersenyum, antara senang sudah membahagiakan orang tua, dan sedih masih harus berpisah lebih lama.
Prewed Amatiran
Ini sebenernya tips, buat pasangan pasangan yang ga ada budget foto prewed. (kaya saya hehehe..)
Dua hari sebelum Kang Ibing dan keluarganya dateng, saya telpon sepupu saya yang masih SMA, saya minta tolong sewain kamera SLR ke temennya. Tarifnya Rp. 100.000 Sehari, Kameranya Canon 600D.
Saya pinjam 2 hari. Langsung dibayar dimuka.
jadi abis acara, pas ngajak jalan keluarganya Kang Ibing, saya udah siap pake baju buat poto-poto. konsepnya emang bukan foto keren yang kaya distudio foto mahal, pengenya emang candid, supaya keliatan natural.
Fotografernya adek saya yang masih kelas 2 SMP.
Tarifnya gratis. hehehe.
Kira-kira gini hasilnya setelah diedit. (ga saya keluarin semua hihihi)
lumayan lah dibanding ongkos prewed yang makan duit 2-3 juta.. kerudungnya agak berantakan (secara angin dibarelang kuenceng bingit), maklum ga ada stylishnya. alakadar aja. but i'm quite satisfied :) that's exactly what i want.
ANNOUNCEMENT
So, Here we go..
When you realize you want to spent the rest of your life with someone,
you want the rest of your life start as soon as possible.
Hope you all pray for us. May Allah Bless me and him till that day.
Amin







Tidak ada komentar:
Posting Komentar